Hawa bebas yang dirasakan oleh seluruh kalangan TiongHoa tentu saja sangat menggembirakan dengan dapat secara terbuka merayakan perayaan tahun baru imlek. “Karena sekarang sudah bebas maka kami tidak perlu lagi takut merayakan secara terbuak, ujar Bp. Hendry selaku coordinator acara.
Perayaan Imlek tahun 2009 ini di Ruteng – Flores memang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Acara ini di gelar di Gereja Katolik Flores pada tanggal 29 Januari 2009 dan dilanjut Kirab barongsay bersih bumi dan datangkan hokky di komplek pertokoan Ruteng atas kehendak Bupati Manggarai pada tanggal 1 Februari 2009.
Syukuran diawali dengan Misa Imlek di dalam Gereja yang kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah umat Katolik, yang juga dihadiri oleh Bupati Manggarai. Acara hiburan dibuka dengan Tari-tarian dari putra-putri Gereja yang kemudian tambah meriah lagi dengan adanya Performance Seni Rampak 3 Tambur oleh Tim Leong & Samsi Ksatria Surabaya. Seni Rampak Tambur ini merupakan Brand Image Ksatria yang selalu mampu membuka acara dengan sangat ramai dan penuh kemeriahan tersendiri karena gemuruh music banyak tambur, ujar Hadi Gunawan selaku Penanggungjawab Internal Barongsay Ksatria.
Kemudian dilanjutkan dengan paduan suara remaja gereja. Pagelaran ini juga dimeriahkan oleh pertunjukan WuShu dari Grup WuShu Ksatria Surabaya. Acara dilanjutkan dengan Atraksi 3 Barongsay membuka tulisan: Gong Xi Fa Cai, Gong He Xin Xi, Wan Shi Ru Yi. Sejumlah pertunjukan organ & piano juga dihadirkan yang dibawakan oleh Prof. Drs. Charles Ong.
Kemudian acara pada tanggal 1 Februari juga tak jauh berbeda, karena juga masih ada sumbangan acara dari pihak gereja. Yang juga dilaksanakan kirab barongsay Ksatria bersih bumi & datangkan hoky di komplek pertokoan di Ruteng – Flores. Dan pada puncaknya muncullah 1 barongsay andaran Ksatria dengan tema cerita “Jeruk Hokky Dewi 7 Bintang”. Yakni barongsay kecil sedang berjalan jalan, akhirnya menemukan jeruk tersebut kemudian ia mencoba membuka kulitnya dan mencicipnya, setelah itu ia merasa tubuhnya terasa segar kembali walaupun telah lompat kesana-kemari, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membaanya pulang untuk diberukan kepada Bupati Manggarai dengan harapan supaya Bapak Bupati memimpin Manggarai dengan tak lelah tak henti-hentinya dengan penuh kebijaksanaan, demikian tambah Hadi, yang sekaligus juga sebagai Sekretaris PERSOBARIN (Persatuan Seni Olah Raga Barongsay Indonesia) Kota Surabaya.
Menurut Bp. Hendry, Perayaan imlek kali ini dilangsungkan sekaligus dengan tema 1 abad Gereja Katolik Masuk TiongKok, karena itu didatangkannya barongsay Ksatria dari Surabaya. “dan pertunjukan barongsay di Ruteng ini, adalah kali pertamanya, jadi tak kaget jika banyak animo masyarakat Ruteng yang rela berdesakan ingin menonton pertunjukan Barongsay, tambah Bp. Hendry.
0 comments:
Post a Comment